GIS articLe's in engLish,,


GIS (Geographic Information System)
A GIS (Geographic Information System) “enables the visualisation of the geographic aspects of a body of data, stored in one or more searchable databases…[It] is a combination of computer hardware and software linking geographic data with descriptive information.” 1. This data is used in various applications, including environmental monitoring and modelling, transportation, land surveying, mining and heritage applications, such as museums digitally exhibiting sensitive archaeological sites.
At present there is little dealing specifically or comprehensively with the preservation of this particular type of data, although some aspects of database preservation are applicable to GIS. Some long term preservation issues include a lack of open source formats and metadata standards, large data volume and complex data objects.

Pentingnya SIG saAt benCana aLam terjadi..


Akhir-akhir ini, Indonesia berbagai bencana bertubi-tubi menimpa Indonesia. Sebelum tsunami di Aceh, berbagai bencana alam seperti banjir, longsor, kebakaran hutan, gunung meletus, kekeringan, gempa bumi maupun tsunami juga pernah menimpa beberapa bagian di Indonesia. Selain bencana alam, Indonesia juga langganan dengan kejadian luar biasa seperti demam berdarah, dan akhir-akhir ini, semua orang meributkan tentang polio. Jika menilik definisi bencana (disaster) menurut WHO, kita akan menemukan definisi yang menarik. Bencana dapat didefinisikan sebagai setiap kejadian yang menyebabkan kerusakan, gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia atau memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan kesehatan pada skala tertentu yang memerlukan respon dari luar masyarakat atau wilayah yang terkena. Hal ini mengimplikasikan bahwa KLB pun dapat dikateogrikan sebagai suatu bencana.Upaya penganggulangan bencana secara umum meliputi 2 hal yaitu, pre-disaster dan post-disaster. Seperti kita ketahui, upaya penanggulangan post disaster akan membutuhkan biaya serta alokasi sumber daya yang sangat besar. Upaya penanggulangan ini akan semakin besar lagi apabila masyarakat dan negara tidak memiliki sistem manajemen pre disaster yang baik. Oleh karena itu saat ini digalakkan penyadaran pentingnya emergency preparedness sebagai suatu program jangka panjang yang bertujuan untuk memperkuat kapasitas dan kemampuan bangsa untuk me-manage semua jenis bencana serta memulihkan keadaan pasca bencana hingga ke kondisi pengembangan berkelanjuntan.Peran sistem informasi geografis kesehatan dalam manajemen bencanaSistem informasi geografis merupakan penggunaan teknologi informasi untuk mengumpulkan, mengolah, dan memvisualisasikan data spatial serta data tabular lain. Penerapan pertama kali sistem informasi geografis dipelopori oleh John Snow ketika membuat peta pompa air pada saat wabah kolera pada abad 19. Semenjak era komputer dan Internet, SIG semakin populer dan terjangkau.Perangkat lunak sistem informasi geografis tersedia secara komersial (misalnya, ArcView, MapInfo dll) maupun gratis (Epimap, dll). Pengalaman menunjukkan bahwa pengembangan sistem informasi geografis di Indonesia telah menginvestasikan cukup tinggi untuk pembelian perangkat lunak komersial. Di sisi lain, beberapa perangkat lunak gratis seperti Epimap tersedia, tetapi jarang dikupas. Selain itu, banyak yang mengungkapkan bahwa tidak semua praktisi kesehatan masyarakat harus menggunakan perangkat lunak sistem informasi geografis yang mahal, karena sebagian besar aplikasi di kesehatan masyarakat lebih banyak untuk pengembangan peta tematik.Analisis sistem informasi geografis yang lebih canggih, seperti disease clustering, maupun disease modelling memang harus menggunakan perangkat komersial. Epi Info 3.3.2 merupakan perangkat lunak yang sangat populer untuk epidemiologi yang dilengkapi dengan modul Epimap untuk SIG. Selain itu, WHO juga memiliki Healthmap.Sistem informasi geografis memiliki peran penting dalam siklus manajemen bencana, mulai dari pencegahan, mitigasi, tanggap darurat hingga rehabilitasi. Peta merupakan salah satu cara terbaik untuk memvisualisasikan hasil penilaian kerawanan (vulnerabilitas). Peta dapat memadukan dimensi keruangan (spasial), karakteristik dari hazard serta berbagai informasi lainnya seperti gambaran lingkungan maupuan data masyarakat yang relevan. Costa Rica’s Integrated Emergency Information System merupakan salah satu contoh penerapan system informasi geografis dalam setiap siklus manajemen bencana. Sistem ini memiliki database yang cukup penting bagi proses perencanaan yaitu peta tentang bencana alam dan manusia serta inventory sumber daya strategis untuk kesiapan, tanggap serta rehabilitasi bencana. Saat ini, Badan Meteorologi dan Geofisika memiliki peta interaktif yang memuat informasi mengenai bencana yang cukup update. Peta yang terdapat di Internet tersebut menampilkan titik lokasi 30 gempa terakhir, skala gempa, waktu kejadian, serta posisinya (latitude dan longitude). Pada saat dan setelah bencana terjadi, berbagai aktivitas kesehatan harus dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan para korban serta mencegah memburuknya derajat kesehatan masyarakat yang terkena bencana. Pada tahapan tanggap darurat, energi yang cukup besar biasanya dicurahkan untuk evakuasi korban. Kegiatan lain yang juga sudah harus dimulai segera meliputi kesehatan lingkungan, surveilans dan pemberantasan penyakit, pelayanan kesehatan serta distribusi logistik kesehatan dan bahan makanan. Problem yang seringkali terjadi kemudian adalah persoalan manajemen dan koordinasi kegiatan serta sumber daya. Alokasi tenaga kesehatan, obat-obatan dan bahan makanan memerlukan informasi yang akurat mengenai jumlah populasi dan lokasi penampungan korban.Setiap bencana memerlukan tindakan prioritas dan kebutuhan informasi yang relatif berbeda. Prioritas tindakan dan kebutuhan informasi pada waktu bencana gempa bumi akan berbeda dengan bencana banjir (lihat gambar 1 dan 2). Namun secara umum, informasi yang dibutuhkan pada waktu penanganan bencana adalah: (1) wilayah serta lokasi geografis bencana dan perkiraan populasi, (2)status jalur transportasi dan sisem komunikasi, (3)ketersediaan air bersih, bahan makanan, fasilitas sanitasi dan tempat hunian, (4)jumlah korban, (5)kerusakan, kondisi pelayanan, ketersediaan obat-obatan, peralatan medis serta tenaga di fasilitas kesehatan, (6)lokasi dan jumlah penduduk yang menjadi pengungsi dan (7) estimasi jumlah yang mennggal dan hilang. Pada tahap awal, tindakan kemanusiaan dan pengumpulan informasi dilakukan secara simultan. Pengumpulan data harus dilakukan secara cepat untuk menentukan tindakan prioritas yang harus dilakukan oleh manajemen bencana.Penggunaan Global Positioning Systems (GPS) berperan penting dalam menentukan lokasi kamp pengungsi maupun fasilitas kesehatan. Data tersebut dapat digabungkan dengan data spatial dari satelit. Pada awal kejadian tsunami di Aceh, gambar satelit dari Quick Birds sangat bermanfaat untuk mengestimasikan cakupan bencana serta perkiraan sarana transportasi yang rusak. Data spatial tersebut selanjutnya digabungkan dengan informasi mengenai jumlah maupun distribusi pengungsi, ketersediaan air bersih serta bahan makanan akan memberikan masukan penting bagi koordinasi dan manajemen pada fase tanggap darurat. Proses pengumpulan data dan informasi akan menjadi lebih mudah jika informasi dasar tersedia. Sayangnya, inilah kelemahan di negara kita. Informasi spasial yang lengkap mengenai suatu wilayah kadang-kadang sulit diperoleh. Pada waktu tim UGM berangkat ke Aceh, satu-satunya peta digital yang dimiliki berasal dari BPS tahun 2000 yang waktu hanya mencakup 20 kabupaten (tidak termasuk kabupaten pemekaran). Akhirnya, peta digital yang lengkap justru diperoleh dari komunitas RSGISForum (remote sensing and GIS forum) yang menyediakan peta digital aceh di Internet. Oleh karena itu, peranan GIS untuk manajemen bencana akan lebih optimal jika sudah dikembangkan sebagai bagian dari pre-disaster plan. Hal inilah yang sekarang sedang dicoba bekerjasama WHO dengan membuat layer dasar fasilitas kesehatan. UGM saat ini sudah menyelesaikan peta fasilitas kesehatan di Aceh dan Jogjakarta. Kegiatan yang sekarang sedang berjalan adalah di Jawa Tengah dan Sumatera Utara. Pengumpulan data fasilitas kesehatan tersebut relatif lebih mudah dan dapat dilakukan sendiri oleh tenaga kesehatan. Langkah selanjutnya adalah menggabungkan informasi spasial tersebut dengan data yang berasal dari sektor lain seperti, jalur komunikasi dan topografi, jumlah dan distribusi penduduk, serta daerah dan lokasi rawan bencana.Upaya pengembangan ke depanSharing informasi merupakan kata kunci di era netwroking seperti saat ini. Hasil pemetaan fasilitas kesehatan yang dilakukan oleh Universitas Gadjah Mada diletakkan di server Pusdatin (yang dapat diakses di http://map.depkes.go.id/) yang saat ini memiliki infrastruktur server Internet yang cukup memadai.Untuk menjamin sustainabilitas, pengembangan sistem informasi geografis memerlukan dua hal:Investasi untuk pengembangan. Investasi ini diperlukan untuk pengadaan perangkat lunak, perangkat keras, pengumpulan sumber data, serta pelatihan bagi perancang serta pengguna sistem informasi geografis (SDM)Updating. Sistem informasi geografis yang hanya mengumpulkan data sewaktu tidak akan bermanfaat banyak. Oleh karena itu, langkah yang terpenting adalah proses updating. Hal ini memerlukan kerjasama lintas sektoral serta fasilitas networking yang memungkinkan updating secara paralel. Dengan adanya Internet, mekanisme updating akan menjadi lebih mudah. Hal inilah yang mendorong populernya perkembangan webmapping (pemetaan di Internet)Informasi mengenai fasilitas kesehatan merupakan layer pertama dalam tampilan webmapping tersebut. Langkah selanjutnya adalah melengkapi dengan berbagai layer lainnya, seperti indikator kesehatan, faktor risiko (lingkungan), sumber daya kesehatan. Akan tetapi, penerapan webmapping tersebut sebenarnya merupakan tingkatan tertinggi karena berasal dari berbagai data di level di bawahnya, khususnya kabupaten dan propinsi serta berbagai unit di departemen kesehatan. Oleh karena itu, pengembangan sistem informasi geografis di tingkat kabupaten dan propinsi sebaiknya menjadi bagian penting dalam pengemabangan sistem informasi kesehatan daerah.Pengalaman menunjukkan bahwa, meskipun upaya pengembangan sistem informasi geografis di sektor kesehatan sudah dirintis sejak lama, khususnya untuk pemberantasan dan pencegahan penyakit menular. Namun, hingga saat ini dampak dan manfaatnya belum terasa. Semoga dengan semakin meningkatnya kesadaran kita terhadap bencana, sistem informasi geografis bukan lagi menjadi sesuatu yang eksklusif dan dimiliki oleh kalangan tertentu saja, tetapi menajdi bagian dari sistem kesehatan dalam setiap pengambilan keputusan.







Geographic information system (GIS) atau Sistem Informasi Berbasis Pemetaan dan Geografi adalah sebuah alat bantu manajemen berupa informasi berbantuan komputer yang berkait erat dengan sistem pemetaan dan analisis terhadap segala sesuatu serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi.Teknologi GIS mengintegrasikan operasi pengolahan data berbasis database yang biasa digunakan saat ini, seperti pengambilan data berdasarkan kebutuhan, serta analisis statistik dengan menggunakan visualisasi yang khas serta berbagai keuntungan yang mampu ditawarkan melalui analisis geografis melalui gambar-gambar petanya.Kemampuan tersebut membuat sistem informasi GIS berbeda dengan sistem informasi pada umumnya dan membuatnya berharga bagi perusahaan milik masyarakat atau perseorangan untuk memberikan penjelasan tentang suatu peristiwa, membuat peramalan kejadian, dan perencanaan strategis lainnya. GIS adalah sebuah teknologi yang mampu merubah besar-besaran tentang bagaimana sebuah aktivitas bisnis diselenggarakan. Teknologi GIS memungkinkan Anda untuk melihat informasi bisnis Anda secara keseluruhan dengan cara pandang baru, melalui basis pemetaan, dan menemukan hubungan yang selama ini sama sekali tidak terungkap.



GIS menempatkan itu semua bersama-sama Dengan GIS Anda mampu melakukan lebih banyak dibanding hanya dengan menampilkan data semata-mata. GIS menggabungkan semua kemampuan, baik yang hanya berupa sekedar tampil saja, sistem informasi yang tersaji secara thematis, dan sistem pemetaan yang berdasarkan susunan dan jaringan lalu-lintas jalan, bersamaan dengan kemampuan untuk menganalisa lokasi geografis dan informasi-informasi tertentu yang terkait terhadap lokasi yang bersangkutan.
Pada aplikasi penanganan kesehatan, misalnya, bisa digunakan untuk memutuskan, di kawasan mana lagikah pusat layanan kesehatan baru akan didirikan berdasarkan atas data-data kependudukan. Selanjutnya, berdasarkan sistem informasi tersebut kita dapat menarik informasi dari peta yang tersedia dalam aplikasi GIS tersebut, atau sebaliknya, memperoleh informasi mengenai peta kawasan tertentu manakah yang akan muncul, jika kita menggunakan informasi tertentu sebagai kriteria pencariannya.
Dan jangan lupa, GIS adalah sebuah aplikasi dinamis, dan akan terus berkembang. Peta yang dibuat pada aplikasi ini tidak hanya akan berhenti dan terbatas untuk keperluan saat dibuatnya saja. Dengan mudahnya kita bisa melakukan peremajaan terhadap informasi yang terkait pada peta tersebut, dan secara otomatis peta tersebut akan segera menunjukkan akan adanya perubahan informasi tadi. Semuanya itu dapat Anda kerjakan dalam waktu singkat, tanpa perlu belajar secara khusus.
GIS memungkinkan Anda untuk membuat tampilan peta serta menggunakannya untuk keperluan presentasi dengan menunjuk dan meng-klik-nya. GIS memungkinkan Anda untuk menggambarkan dan menganalisa informasi dengan cara pandang baru, mengungkap semua keterkaitan yang selama ini tersembunyi, pola, dan kecenderungannya.
Para pelaku bisnis yang bergerak di bidang pemasaran, periklanan, real estate, dan ritel saat ini sudah menggunakan GIS untuk melakukan analisa pasar, mengoptimalkan kampanye periklanan melalui media masa, analisis terhadap bidang-bidang tanah, dan membuat model atas pola pengeluaran. GIS akan merubah banyak hal yang berkait erat dengan pekerjaan Anda, apa pun bisnis Anda tersebut. Apa saja yang bisa Anda kerjakan dengan GIS Anda tak perlu jadi seorang manajer penjualan, atau perencana rute perjalanan. Jika pekerjaan Anda melibatkan diri Anda pada pengelolaan informasi, dan informasi tersebut dapat diasosiasikan pada sebuah struktur informasi yang berbasis pemetaan secara geografis, maka pada saat itulah GIS akan memberikan peran yang besar, dan akan membantu mengorganisasikan informasi-informasi yang Anda inginkan tersebut dalam format baru, yang memungkinkan Anda memperoleh hal-hal baru yang selama ini tak pernah terbayangkan, dan akan diperoleh lebih banyak lagi informasi dibanding yang selama ini Anda dapatkan. Rasanya, kemungkinan-kemungkinan ke arah itu bisa disebut sebagai tanpa batas.


Divisi GIS/Pemetaan SCOMPTEC akan membantu Anda, dalam hal:
Meningkatkan pengintegrasian organisasi Banyak organisasi yang sudah mengimplementasi GIS menemukan kenyataan, bahwa keuntungan utama yang mereka dapatkan adalah peningkatan kinerja manajemen terhadap organisasi maupun pengelolaan sumberdayanya.hal itu terjadi karena GIS memiliki kemampuan untuk menghubungkan berbagai perangkat data secara bersamaan berdasarkan geografis, memfasilitasi informasi-informasi yang terjadi antar bagian, untuk saling termanfaatkan dan dikomunikasikan.Dengan membuat sebuah database yang bisa dimanfaatkan bersama, maka sebuah bagian akan memperoleh keuntungan dari hasil kerja dari bagian lain, di mana akan berlaku ketentuan, bahwa data cukup sekali dikoleksi, tetapi bisa dimanfaatkan berkali-kali. Membuat keputusan-keputusan lebih sempurna GIS bukan sebuah sistem yang mampu membuat keputusan secara otomatis. GIS hanya sebuah sarana untuk pengambilan data, menganalisanya, dari kumpulan data berbasis pemetaan untuk mendukung proses pengambilan keputusan.Teknologi GIS banyak digunakan untuk membantu berbagai kegiatan pekerjaan seperti penyajian informasi pada saat pembuatan perencanaan, membantu memecahkan masalah yang berkaitan dengan kekacauan teritorial.
GIS juga bisa digunakan untuk membantu meraih keputusan mengenai lokasi perumahan baru yang memiliki sesedikit mungkin pengaruh lingkungan, berada di lokasi yang memiliki resiko paling sedikit, dan berada dekat dengan pusat kegiatan kependudukan.Informasi bisa disajikan secara ringkas dan jelas berupa gambar peta, yang dilampiri dengan laporan, memungkinkan para pemgambil keputusan untuk memusatkan perhatiannya pada masalah-masalah nyata dibanding dengan upaya memahami data. Karena produk GIS bisa dibuat secepatnya, dengan berbagai skenario, untuk kemudian dievaluasi secara efektif dan efisien.
Membantu membuat peta. Peta merupakan kunci pada GIS. Proses untuk membuat (menggambar) peta dengan GIS jauh lebih fleksibel, bahkan dibanding dengan menggambar peta secara manual, atau dengan pendekatan kartografi yang serba otomatis.Dimulai dengan membuat database. gambar peta yang sudah ada bisa digambar dengan digitizer, dan informasi tertentu kemudian bisa diterjemahkan ke dalam GIS. Database kartografi berbasis GIS dapat bersambungan dan bebas skala.Peta-peta kemudian bisa diciptakan terpusat di berbagai lokasi, dengan sembarang skala, dan menunjukkan informasi terpilih, yang mencerminkan secara efektif untuk menjelaskan suatu karakteristik khusus.
Sifat-sifat sebuah atlas dan serangkaian peta dapat direkam pada program komputer, dan dibandingkan terhadap database pada akhir proses produksi. Produk digital digunakan untuk GIS yang lain bisa dilakukan dengan sederhana, hanya dengan membuat salinan data dari database. Pada organisasi yang besar, database topografi bisa dimanfaatkan untuk kerangka referensi oleh bagian yang lain.

Mengapa harus GIS? Anda memerlukan GIS, jika Anda terlibat dalam jenis-jenis pekerjaan sebagai berikut:
Di manakah sebenarnya pasar kita berada?
Adakah persaingan mulai muncul?
Di bagian manakah yang penjualannya di bawah target?
Di manakah harus mengalokasikan biaya periklanan?
Di lokasi manakah sebaiknya pengembangan bisnis dilakukan?
Bagaimana bisa memberikan pelayanan bagi pelanggan?
Kenapa Scomptec? Solusi GIS dan pemetaan Scomptec telah digunakan oleh begitu banyak perusahaan dengan berbagai ragam bisnisnya, untuk membantu mereka memahami dinamika lingkungannya dan mampu mengambil keputusan secara benar. Perusahaan, seperti Sampoerna, Jasa Marga, dan sejenis lainnya, telah memanfaatkan aplikasi GIS/Mapping yang dikembangkan dengan bantuan Scomptec guna mencapai hasil berupa aktivitas operasional yang sempurna, serta menguntungkan.Solusi yang ditawarkan oleh Scomptec dapat disesuaikan dengan kebutuhan khas dari masing-masing pengguna, sesuai dengan yang biasa diselenggarakan oleh perusahaan kecil, hingga perusahaan multi-nasional sekalipun.
Sejumlah terapan GIS untuk aktivitas bisnis ; pemasaran, pemilihan lokasi, pengelolaan aset, analisis resiko, pengaturan hantaran, pelayanan pelanggan, serta analisa demografi serta pemetaan.
GIS akan membantu Anda untuk mengatur terapan GIS untuk berbagai jenis aktivitas bisnis dan industri, termasuk:
Bank dan Finansial
Produk Konsumsi
Direct Marketing
Kesehatan
Asuransi
Real Estate/Facility Acquisition/Map
Restoran/Cepat Saji
Bisnis Eceran
Otomotif
Asosiasi Bisnis
Pusat Layanan Bisnis
Layanan Basis Data
Makanan dan Minuman
Industri Manufaktur
Bisnis Kecil
Biro Perjalanan/Wisata
Dan solusi GIS bagi industri tertentu :
Minyak/Gas dan Listrik/Air Contoh aplikasi-aplikasi GIS untuk perusahaan minyak, gas dan distribusinya
Minyak dan Gas
Automated basemapping Eksplorasi Manajemen Persewaan Pengeboran Produksi Manajemen Penyimpanan Manajemen Kilang Distribusi Produk Manajemen Kapal Tanker
Pipa
Perencanaan dan Pemilihan Rute Regulatory reportingConstructionEmergency responsemapsPipeline alignment sheet generationLocation mapsRisk assessmentCorrosion analysisAsset profitability analysisSupply and market analysisBerintegrasi dengan- CAD- SCADA- Document management- Work order management
Telekomunikasi Solusi GIS bagi perusahaan telekomunikasi, yang meliputi
Fasilitas dan pemetaan kawasan
Rute penempatan kabel
Pengembangan 'halaman kuning' secara elektronis
Aplikasi penanganan pelanggan
Pengembangan penyimpanan data
Pemilihan penempatan fasilitas



Sistem penanganan kegagalan sambungan
Transportasi
Manajemen Prasarana Transportasi GIS digunakan untuk mengelola dan menganalisa berbagai informasi dengan geografi sebagai komponen utamanya. lebih dari 80 persen dari informasi digunakan untuk mengelola jalan, jalur kereta api, fasilitas pelabuhan, sebagai komponen utamanya.GIS bisa dimanfaatkan untuk menentukan lokasi dari suatu peristiwa atau aset dan keterkaitannya atau kedekatannya antara satu dengan lainnya terhadap peristiwa atau aset yang lainnya, di mana hal tersebut merupakan faktor-faktor kritis yang harus diperhatikan untuk memutuskan suatu desain, pembangunan, atau pemeliharaan.
Manajemen logistik dan kendaraan Sebuah kegiatan operasi yang efisien membutuhkan sebuah keputusan yang akurat dan tepat waktu. Misalnya mengetahui sedang berada di manakah kendaraan, pikup, atau aktivitas penghantaran pada saat itu, memungkinkan untuk pendayagunaan aset secara optimal dan penghematan. Kepuasan pelanggan, posisi yang bersaing, respons yang sigap, pendayagunaan yang efektif, serta kemungkinan untuk menghasilkan keuntungan di berbagai kemungkinan yang bisa diraih.
Manajemen Transit. Perencanaan rute, pengiriman teknisi, analisa pelayanan, penanganan pemasaran dan hubungan komunitas, dan pola transit akan diperoleh keuntungan dengan cara melakukan pemahaman sebaik-baiknya terhadap kendaraan transit, rute perjalanan, dan fasilitas lokasi.Rute perjalanan dapat dikelola secara langsung melalui database jaringan jalan dan dikaitkan terhadap pusat kependudukan dan karyawan, seperti pada sistem database dari sebuah skedul.
Lingkungan dan Geologi
Untuk membantu melakukan perlindungan terhadap lingkungan. Sebagai seorang profesional di bidang lingkungan, maka Anda dapat menafaatkan GIS untuk membuat peta, catatan populasi spesies, mengukur pengaruh lingkungan, serta menelusuri peristiwa keracunan dan polusi. Aplikasi GIS berkenaan dengan lingkungan, rasanya, hampir tanpa batas jumlahnya.
Pertanian, Kehutanan
Mengelola Produksi Tanaman GIS dapat digunakan untuk membantu mengelola sumberdaya pertanian dan perkebunan seperti luas kawasan untuk tanaman, pepohonan, atau saluran air. Anda dapat menggunakan GIS untuk menetapkan masa panen, mengembangkan sistem rotasi tanam, dan melakukan perhitungan secara tahunan terhadap kerusakan tanah yang terjadi karena perbedaan pembibitan, penanaman, atau teknik yang digunakan dalam masa panen.
Mengelola Sistem Irigasi Anda dapat menggunakan GIS untuk membantu memantau dan mengendalikan irigasi dari tanah-tanah pertanian. GIS dapat membantu memantau kapasitas sistem, katup-katup, efisiensi, serta distribusi menyeluruh dari air di dalam sistem.
Perencanaan dan riwayat sumberdaya kehutanan Perencanaan dan riwayat manajemen pertanahan Integrasinya dengan sistem hukum Integrasinya dengan manajemen basis data relasional Sistem-sistem
Pemerintahan Berikut ini adalah berbagai contoh dari berbagai macam rancangan GIS dan layanan pengembangannya;
Catatan Pertanahan - Pemetaan kavling - Taksiran properti - Integrasi multimedia - Pusat Layanan umum
Manajemen Properti dan Fasilitas - Pembebasan Tanah dan Peruntukannya - Pembangunan dan Persediaan Perumahan
- Perencanaan Tataguna Tanah dan Pengaturannya - Pemetaaan Rencana Umum dan Analisanya - Pemetaan Kawasan dan Penjejakan Masalah - Analisis Demografi dan Pemetaan - Pembangunan Ekonomi - Keterkaitannya dengan Sistem Perijinan

Rekayasa - Pemetaan Pematusan dan Analisanya - Pengkajian Subdivisi/Pemetaan Bagian-bagian - Penataan rute jalan, sanitasi, pepohonan trimming
Keselamatan Masyarakat - Perencanaan persiapan keadaan darurat- Respon dan Penanggulangan Keadaan Darurat- Analisa Kriminal- Perencanaan Patroli- Pengaturan rute respon keadaan darurat- Analisis penempatan fasilitas

SejaraH Sistem Informasi GeOgrafi


Sistem Informasi Geografis (bahasa Inggris: Geographic Information System disingkat GIS) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini.
Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk
investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa membantu perencana untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat digunaan untuk mencari lahan basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi.

Sejarah pengembangan
35000 tahun yang lalu, di dinding gua
Lascaux, Perancis, para pemburu Cro-Magnon menggambar hewan mangsa mereka, juga garis yang dipercaya sebagai rute migrasi hewan-hewan tersebut. Catatan awal ini sejalan dengan dua elemen struktur pada sistem informasi gegrafis modern sekarang ini, arsip grafis yang terhubung ke database atribut.
Pada tahun
1700-an teknik survey modern untuk pemetaan topografis diterapkan, termasuk juga versi awal pemetaan tematis, misalnya untuk keilmuan atau data sensus.
Awal
abad ke-20 memperlihatkan pengembangan "litografi foto" dimana peta dipisahkan menjadi beberapa lapisan (layer). Perkembangan perangkat keras komputer yang dipacu oleh penelitian senjata nuklir membawa aplikasi pemetaan menjadi multifungsi pada awal tahun 1960-an.
Tahun
1967 merupakan awal pengembangan SIG yang bisa diterapkan di Ottawa, Ontario oleh Departemen Energi, Pertambangan dan Sumber Daya. Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian GIS - SIG Kanada), digunakan untuk menyimpan, menganalisis dan mengolah data yang dikumpulkan untuk Inventarisasi Tanah Kanada (CLI - Canadian land Inventory) - sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakaan berbagai informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala 1:250000. Faktor pemeringkatan klasifikasi juga diterapkan untuk keperluan analisis.

GIS dengan gvSIG.
CGIS merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari perbaikan aplikasi pemetaan yang memiliki kemampuan timpang susun (overlay), penghitungan, pendijitalan/pemindaian (digitizing/scanning), mendukung sistem koordinat national yang membentang di atas benua Amerika , memasukkan garis sebagai arc yang memiliki topologi dan menyimpan atribut dan informasi lokasional pada berkas terpisah. Pengembangya, seorang geografer bernama Roger Tomlinson kemudian disebut "Bapak SIG".
CGIS bertahan sampai tahun
1970-an dan memakan waktu lama untuk penyempurnaan setelah pengembangan awal, dan tidak bisa bersaing denga aplikasi pemetaan komersil yang dikeluarkan beberapa vendor seperti Intergraph. Perkembangan perangkat keras mikro komputer memacu vendor lain seperti ESRI dan CARIS berhasil membuat banyak fitur SIG, menggabung pendekatan generasi pertama pada pemisahan informasi spasial dan atributnya, dengan pendekatan generasi kedua pada organisasi data atribut menjadi struktur database. Perkembangan industri pada tahun 1980-an dan 1990-an memacu lagi pertumbuhan SIG pada workstation UNIX dan komputer pribadi. Pada akhir abad ke-20, pertumbuhan yang cepat di berbagai sistem dikonsolidasikan dan distandarisasikan menjadi platform lebih sedikit, dan para pengguna mulai mengekspor menampilkan data SIG lewat internet, yang membutuhkan standar pada format data dan transfer.
Indonesia sudah mengadopsi sistem ini sejak
Pelita ke-2 ketika LIPI mengundang UNESCO dalam menyusun "Kebijakan dan Program Pembangunan Lima Tahun Tahap Kedua (1974-1979)" dalam pembangunan ilmu pengetahuan, teknologi dan riset.

pEntingnya SIG


Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah suatu sistem Informasi yang dapat memadukan antara data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geogrfis di bumi (georeference), disamping itu SIG juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi (Anon, 2001). Barus dan Wiradisastra (2000) membagi SIG berdasarkan sistem operasinya yang dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu; (1) SIG secara manual, yang beroperasi memanfaatkan peta cetak (kertas/transparan), bersifat data analog, dan (2) SIG secara terkomputer atau lebih sering disebut SIG otomatis.
Pengertian SIG saat ini lebih sering diterapkan bagi teknologi informasi spasial atau geografi yang berorientasi pada penggunaan teknologi komputer, dalam hubungannya dengan teknologi komputer, Arronoff (1989) dalam Anon (2003) mendifinisikan SIG sebagai sistem berbasis komputer yang memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi yaitu pemasukan data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali), memanipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir (output).
Aplikasi SIG dapat digunakan untuk berbagai kepentingan selama data yang diolah memiliki refrensi geografi, maksudnya data tersebut terdiri dari fenomena atau objek yang dapat disajikan dalam bentuk fisik serta memiliki lokasi keruangan (Indrawati, 2002).
SIG merupakan suatu sistem sehingga memiliki komponen-komponen penyusun dimana menurut Barus dan Wiradisastra (2000) ada empat komponen, yaitu; (1) perangkat keras seperti digitizer, scanner, Central Procesing Unit (CPU), hard-disk, dan lain-lain; (2) Perangkat Lunak seperti ArcView, Idrisi, ARC/INFO, ILWIS, dan lain-lain; (3) Organisasi (manajemen); dan (4) pemakai.
Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data atribut dalam bentuk digital, dengan demikian analisis yang dapat digunakan adalah analisis spasial dan analisis atribut. Data spasial merupakan data yang berkaitan dengan lokasi keruangan yang umumnya berbentuk peta. Sedangkan data atribut merupakan data tabel yang berfungsi menjelaskan keberadaan berbagai objek sebagai data spasial.
Penyajian data spasial mempunyai tiga cara dasar yaitu dalam bentuk titik, bentuk garis dan bentuk area (polygon). Sedangkan struktur data spasial dibagi dua yaitu model data raster dan model data vektor. Data raster adalah data yang disimpan dalam bentuk kotak segi empat (grid)/sel sehingga terbentuk suatu ruang yang teratur. Data vektor adalah data yang direkam dalam bentuk koordinat titik yang menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik, garis atau area (polygon) (Barus dan Wiradisastra, 2000).
Proses awal bekerja dengan SIG adalah memasukan data. Data-data spasial dan atribut baik dalam bentuk analog maupun data digital lainnya dikonversikan kedalam format yang diminta oleh perangkat lunak sehingga terbentuk basisdata (database). Menurut Anon (2003) basisdata adalah pengorganisasian data yang tidak berlebihan dalam komputer sehingga dapat dilakukan pengembangan, pembaharuan, pemanggilan, dan dapat digunakan secara bersama oleh pengguna. Basisdata merupakan bagian dari proses penyimpanan dan manajemen data.
Manipulasi dan analisis data merupakan ciri utama dari SIG. Kemampuan SIG dalam melakukan analisis gabungan dari data spasial dan data atribut akan menghasilkan informasi yang berguna untuk berbagai aplikasi (Anon, 2003).
Bentuk produk suatu SIG dapat bervariasi baik dalam hal kualitas, keakuratan dan kemudahan pemakainya. Hasil ini dapat dibuat dalam bentuk peta-peta, tabel angka-angka: teks di atas kertas atau media lain (hard copy), atau dalam cetak lunak (seperti file elektronik) (Barus dan Wiradisastra, 2000).
Barus dan Wiradisastra (2000) mengungkapkan bahwa SIG adalah alat yang handal untuk menangani data spasial, dimana dalam SIG data dipelihara dalam bentuk digital sehingga data ini lebih padat dibanding dalam bentuk peta cetak, tabel atau dalam bentuk konvensional lainnya yang akhirnya akan mempercepat pekerjaan dan meringankan biaya yang diperlukan.

SIG dan Pemulihan kesehatan..


Sistem informasi geografis
Dengan dukungan kemajuan teknologi informasi seperti saat ini, salah satu tool potensial untuk mengintegrasikan adalah sistem informasi geografis (SIG). Sistem informasi geografis merupakan seperangkat tatanan dan prosedur yang meliputi perangkat lunak, perangkat keras untuk mengolah data/informasi dalam konteks spasial (keruangan) untuk mendukung pengambilan keputusan. Meskipun bukan hal baru (seorang John Snow telah menggunakannya untuk memetakan penyakit kolera di London pada abad 19), akan tetapi dengan kekayaan data dan informasi, serta kecanggihan metode analisis, perangkat ini dapat memberikan nuansa baru dalam mendukung, mengawasi, serta meningkatkan proses kebangkitan sistem kesehatan pasca bencana. Model aplikasi berbasis web tidak lagi menjadi aplikasi stand-alone yang terisolir dan merepotkan untuk diupdate.

Dengan adanya Internet, aplikasi SIG dapat menggabungkan berbagai jenis media grafis. Berbagai gambar foto kerusakan puskesmas dapat di-link-kan ke dalam aplikasi tersebut. Peta satelit maupun foto udara Jogja pun dapat dikombinasikan, disamping koordinat geografis lokasi fasilitas kesehatan dan kamp pengungsi. Gambaran morbiditas penyakit dalam bentuk peta tematik pun dapat lebih memudahkan bagi para pengambil keputusan (baca: dinas kesehatan kabupaten/propinsi maupun pimpinan puskesmas) dalam menganalisis situasi epidemiologis di wilayah mereka.

Hanya saja, dengan tersedianya berbagai perangkat SIG berbasis web, baik yang komersial maupun gratis, diperlukan kecermatan dan kearifan untuk memilih yang terbaik. Pilihan yang terbaik tidak saja dinilai dari aspek user friendlinessnya, kecepatan akses, serta kemudahan mengupdatenya tetapi juga dengan mempertimbangkan aspek ketersediaan fasilitas teknologi informasi di fasilitas kesehatan serta kemampuan penggunanya. SIG berbasis web tersebut pun juga harus menyesuaikan dengan mekanisme pengumpulan data kesehatan rutin. Sebagai salah satu daerah yang mendapatkan penghargaan karena inovasi e-governmentnya, pemerintah DIY diharapkan sudah siap dengan berbagai infrastrukturnya.

Skenario terbaik
Jika pada fase emergensi kemarin masyarakat dapat mengirim SMS ke nomer tertentu yang kemudian langsung mempublikasikan di web mengenai wilayah yang membutuhkan makanan dan tenda, maka model yang sama pun dapat diterapkan untuk SIG pemantauan rekonstruksi puskemas. Masyarakat dapat mengambil foto puskesmas, mengirim ke web, langsung ter-link dengan lokasi puskesmas yang rusak untuk menunjukkan kemajuan/perkembangan proses rekonstruksi. Pengiriman komentar melalui SMS pun demikian juga. Dinkes DIY juga sudah berpengalaman mengenai aplikasi ini. Pengakses web (khususnya dari organisasi yang memberikan sumbangan rekonstruksi) dapat mencari dengan mudah lokasi puskesmas yang rusak serta melihat gambaran perkembangan proses rekonstruksi. Ini merupakan bagian dari akuntabilitas sistem kesehatan terhadap mereka yang peduli kepada kita.

Jika bersiap lebih maju lagi, maka sudah saatnya puskesmas dan rumah sakit dilengkapi dengan fasilitas pencatatan rekam medis yang terkait dengan SIG. Sehingga, hanya dengan menyebutkan dusun (atau desa atau kode pos), maka peta morbiditas penyakit akan terupdate secara otomatis. Pendekatan ini diharapkan dapat memperbaiki mekanisme manual dalam pemantauan wilayah setempat. Tentu saja, secara hipotetis, akan mempermudah kerja bidan ataupun perawat pemantauan faktor risiko di wilayah tersebut.

Disamping jenis aplikasi, data mengenai kerusakan fasilitas puskesmas pun bisa menjadi bahan kajian spasial. Salah satu contohnya adalah determinan kerusakan fasilitas kesehatan. Data damage assessment bangunan yang telah terkumpul dapat memberikan kontribusi penting bagi ilmu pengetahuan. Pendekatan SIG tentang variabel jarak dari fasilitas kesehatan yang rusak terhadap episentrum serta struktur bangunannya belum memberikan kesimpulan yang seragam. Adanya integrasi serta mekanisme sharing data semoga akan menghasilkan banyak lesson learnt yang dijadikan pelajaran agar bangsa kita semakin tangguh(resilience) menghadapi bencana.

Hmm... itu mimpi kali ya... sementara komputer di puskesmas juga digunakan secara terbatas, apalagi Internet. Semoga tidak.

“Gerakan Jogja Bangkit” lahir untuk segera memulihkan mental dan semangat hidup korban gempa. Pada 1 Juni 2006 GJB mulai mendorong kebangkitan mental masyakat melalui siaran di radio Sonora, dan dilanjutkan dengan aksi pemasangan spanduk-spanduk yang membangkitkan semangat rakyat korban gempa bumi di daerah Jogja dan Bantul. Pemasangan spanduk-spanduk tersebut dimulai pada tanggal 3 Juni 2006 bersama Bp. Idham Samawi, Bupati Bantul, di halaman rumah dinas Bupati Bantul. Pemasangan spanduk tersebut juga sebagai deklarasi Gerakan Jogja Bangkit. 120 buah spanduk terpasang di wilayah Yogyakarta dan kemudian menginspirasi banyak elemen masyarakat untuk segera bangkit.

Optimasi "E-mail"

Berdasarkan survei Bank Dunia tahun 2004, dibutuhkan waktu 151 hari melalui 12 prosedur "meja birokrasi" untuk mengurus izin investasi (riil) di Indonesia. Sementara Korea Selatan dengan prosedur yang sama panjangnya, waktu tunggunya jauh lebih cepat (22 hari). Berarti, kalaupun prosedur (kekuasaan) tidak dapat dikurangi, terobosan mempercepat komunikasi antarmeja birokrat dapat dilakukan.

Pada tahun 1997, Korsel sama halnya dengan Indonesia terhantam krisis finansial (moneter). Bedanya, Korsel telah bangkit hingga menjadi kekuatan industri baru. Saat krisis, gelombang PHK besar melanda Korsel, yaitu di perusahaan elektronika yang tengah tumbuh. Meski sama-sama "pasien IMF", Korsel mampu menstimulus korban PHK menjadi agen pengubah, yaitu mendorong terciptanya pengusaha mikro homebrew internet (pabrikasi antena murah wireless dan perangkat VoIP).

Di negeri ini, beberapa pihak sering berkata-kata mutiara, "korban PHK harus mengubah paradigmanya untuk menjadi wiraswastawan". Misalnya, seorang ahli manajemen dari universitas ternama, yang juga konsultan restrukturisasi PT Dirgantara Indonesia (DI), mendorong terjadinya PHK dengan wacana untuk menjadi negara kompetitif.

Faktanya, artikel Fokus (Kompas, 28/04/2007) mengangkat realita ahli nuklir (korban PHK PT DI) saat ini hanya mampu menjadi pedagang es krim keliling.

Pelajaran dari Korsel, pemimpin negara ini telah mengetahui arah perubahan bangsanya. Gagasan pabrikasi (industri mikro) perangkat keras internet, dibarengi peningkatan supply factor penggunaan teknologi informasi (TI) berbasis internet itu sendiri, yaitu menjadi protokol kegiatan birokrasi dan perekonomian.

Tahun 2000, saya pernah menanyakan kepada seorang eksekutif Bursa Saham Korsel (KSE) tentang rumus negaranya melakukan proses divestasi tanpa polemik. Jawabannya sederhana saja, dijual ke masyarakatnya sendiri (redistribusi aset). Kunci pola tersebut adalah tingginya indeks financial literate (masyarakat yang paham dan memiliki akses ke pasar keuangan).

Indeks financial literate Korsel melebihi angka 70 persen penduduk dewasanya. Ini tercapai dengan terkoneksinya internet sebagai penghubung (hub) antara masyarakat, dunia usaha, dan pemerintah. Kampanye budaya investasi lokal secara masif dilakukan dengan internet life style, yaitu menghidupkan fungsi e-mail sebagai protokol komunikasi.

Tak heran, terpilihnya Presiden Roh Moo-hyun diakibatkan rajinnya dia memanfaatkan e-mail untuk berkomunikasi tentang beragam isu, dengan sebanyak mungkin orang Korsel. Media Barat memberinya julukan "Presiden Internet". Sementara di negeri ini, pemimpinnya malah sibuk "menertibkan" semua free e-mail dan blog yang "menyatut" ikonnya, tanpa langkah nyata untuk tune in di e-mail aslinya bersama rakyat.

Optimasi birokrasi

Pekan lalu, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menerbitkan rilis tentang rencana kerja pemerintah (RKP) tahun 2008. Ada tiga area kunci pelaksanaannya. Pertama, konsistensi alokasi anggaran untuk pelaksanaan kegiatan (kepentingan) nasional. Kedua, kebijakan pemerintah terkonsentrasi untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran. Dan ketiga, melakukan reformasi institusional (birokrasi) yang mendukung keberlanjutan pertumbuhan ekonomi.

Rilis tersebut menekankan pelaksanaan koordinasi pemerintah pusat dan daerah. Hal itu menjadi sentral sejak era otonomi daerah, di mana 54 persen APBN didistribusikan ke pemerintah daerah.

Naasnya, data menunjukkan alokasi anggaran terbesar (tren menaik) untuk belanja rutin pemerintah (membiayai birokrasi), bukan untuk belanja modal dan sosial yang menstimulus daya kerja dan beli rakyat. Berarti, pemerintah belum merealisasikan janjinya untuk melakukan optimasi birokrasi demi peningkatan kesejahteraan rakyat.

Menghilangkan Proses Birokrasi Informasi,,

Ketika teknologi short message service atau SMS diciptakan, siapa yang membayangkan adopsi luar biasa pengguna peralatan telekomunikasi. Seperti yang tercermin dalam nama yang dipakai, short atau "pendek", SMS merupakan teknologi pengiriman pesan pendek sepanjang maksimum 160 karakter.

Dalam perkembangan beberapa tahun terakhir, penggunaan SMS sangat fenomenal, setidaknya yang kita tahu langsung, yaitu di Indonesia. Tanpa membicarakan secara eksplisit mengenai jumlah traffic SMS, kita bisa membayangkan suatu angka penggunaan yang sangat besar.

Ini termasuk penggunaan SMS untuk hal-hal bersifat hiburan seperti gosip, sampai penggunaan untuk berkomunikasi satu sama lain. Dan apa yang hendak saya share merupakan pengamatan berdasarkan pengalaman bekerja di lingkungan pemerintahan selama lebih kurang tujuh tahun terakhir.

Kenapa SMS sangat gandrung dipergunakan di lingkungan pemerintah? Semua orang memiliki ponsel. Ini faktor yang sangat penting. Tingkat perkembangan jumlah pengguna ponsel di Indonesia beberapa tahun terakhir ini meningkat sekitar 25-28 persen setiap tahunnya.

Dengan pengguna ponsel di Indonesia sekitar 65 juta orang, dapat dipastikan hampir semua orang yang bekerja di pemerintahan, khususnya di kota-kota besar, memiliki fasilitas ponsel, dan sejauh ini saya belum menemukan seseorang pun yang memiliki ponsel di pemerintah yang tidak dapat mengirimkan dan menerima pesan SMS.

Bersifat non-obtrusif



Hal lain, SMS bersifat non- obtrusif. Penggunaan SMS tidak mengganggu secara langsung orang yang dihubungi. Dalam kesehariannya, seorang yang bekerja dalam lingkungan pemerintah berkecimpung dalam berbagai pertemuan atau acara sehingga sering kali sulit untuk menerima panggilan telepon.

Adanya kondisi seperti fasilitas SMS merupakan solusi yang paling cocok karena pesan diterima tanpa mengganggu aktivitas. Bahkan, sering dalam pertemuan-pertemuan banyak hal yang dapat dilakukan (seperti berkoordinasi) sambil duduk dan hadir dalam pertemuan.

Saya pun sering kali melakukan hal serupa, ketika di dalam sidang DPR harus koordinasi dengan berbagai pihak mengenai pertemuan atau kegiatan lainnya. Dan ketika memerhatikan seputar ruangan, sering kali saya juga melihat hal yang sama dilakukan oleh peserta-peserta rapat lainnya. Kelihatannya penggunaan SMS dalam pertemuan semakin dapat diterima di Indonesia sehingga memungkinkan seseorang untuk ikut di suatu pertemuan, tetapi tetap kontak dengan dunia luar.

Fitur lain SMS adalah mudah memberikan instruksi secara tersebar. Sarana SMS merupakan fasilitas yang sangat memungkinkan seseorang memberikan instruksi secara jelas kepada banyak pihak secara mudah. Dalam keseharian, saya memerhatikan dan mengalami sebagian besar dari pemimpin-pemimpin dalam kantor pemerintah menggunakan SMS sebagai alat untuk menyampaikan instruksi sebagaimana halnya memo singkat, yang ditembuskan (cc) atau di bcc (blind copy).

Sebetulnya jelas, rancangan teknis SMS tidak dibuat sebagai alat komunikasi yang andal dan lengkap sebagaimana rancangan teknis electronic mail (e-mail). Namun, jelas penggunaannya saat ini sudah seperti menggunakan e-mail atau memo, dan sering kali menggunakan teks melebihi 160 karakter.

Bahkan, berbagai ponsel dengan model baru memberikan fasilitas untuk dapat mengirimkan dan menerima SMS panjang secara transparan bagi pengguna tanpa harus sadar bahwa SMS panjang tersebut harus dipecah sebelum dikirim, dan pada saat diterima dijadikan satu menjadi satu pesan yang panjang.

Batas tipis




Murah, ke mana saja adalah ciri lainnya. Salah satu milestone perkembangan pengguna SMS di Indonesia adalah saat operator- operator memperbolehkan SMS dikirim antaroperator. SMS merupakan fasilitas telekomunikasi yang relatif murah dan bahkan kini pengiriman SMS dapat dilakukan bukan hanya antaroperator nasional, tetapi juga kepada operator-operator internasional. Implikasi dari kemampuan untuk berkomunikasi tanpa kenal waktu dan batas ini berimplikasi sangat dalam.

Pengiriman SMS juga dapat diyakinkan pasti sampai ke tujuan. Dengan fasilitas "return receipt" yang standar dalam fasilitas SMS, kita dapat memastikan bahwa SMS yang kita kirim sampai di pesawat telepon yang kita kirimkan.

Sebagai contoh, apabila sebuah pesan pendek SMS kita kirim ke seseorang yang pesawat ponselnya tidak menyala, status penerimaan dapat kita monitor sebagai status "pending" dan begitu ponsel dinyalakan dan SMS masuk ke handphone tersebut, status akan menjadi "received" atau diterima.

Dengan berkembangnya teknologi SMS beberapa tahun terakhir ini, terlihat terjadi pergeseran standar atau cara berkomunikasi, dan dalam kasus yang saya amati, di dalam lingkungan pemerintah. Batas antarjenjang menjadi sangat tipis, di mana semua pihak pada dasarnya berada dalam suatu jenjang horizontal dalam berkomunikasi dan cara berkomunikasi akhirnya hanya dibatasi oleh norma-norma sosial.

Teknologi SMS boleh dikatakan sebagai salah satu alat komunikasi yang mendobrak birokrasi, membuat komunikasi anywhere anytime menjadi mungkin. Memang ada yang suka dengan perubahan ini, tetapi banyak juga pihak yang merasa bahwa proses birokrasi informasi yang secara historis menjadi salah satu barrier menjadi hilang dan menghilangkan powerplay dari pihak-pihak yang dahulu diuntungkan dengan adanya pembatasan akses terhadap informasi dan orang.

Sebagai salah seorang di dalam lingkungan pemerintahan, saya adalah seorang pendukung fasilitas ini. SMS memotong birokrasi, membuat semua orang harus siap berkomunikasi kapan pun. Fasilitas ini membuat kita dapat menyelesaikan banyak hal secara paralel, menjadikan kita pekerja-pekerja lebih efisien.

Baik ataupun buruk, perubahan kultur, khususnya cara kita berkomunikasi satu sama lain, tidak lagi terhindarkan dan kita harus siap menyesuaikan diri dalam perubahan.

CiscO dan HP GiatkAn mOmentum Unified CommuniCatiOn di Indonesia...

Cisco Systems dan Hewlett-Packard, memberikan tanggapan positifnya mengenai produktivitas yang diberikan oleh Unified Communications terhadap proses-proses bisnis di Indonesia.

Melihat perkembangan tren pemanfaatan teleponi berbasis Internet Protocol (IP), Cisco dan HP memantapkan kerja samanya dalam menggiatkan tren momentum Unified Comunications di Indonesia. Interoperabilitas antara Cisco Unified Communications dengan HP Adaptive Enterprise dapat mempercepat solusi ini diimpelementasikan pada pelanggan.

Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh Frost & Sullivan menunjukkan pertumbuhan pangsa pasar Cisco untuk segmen Enterprise Telephony di Indonesia melebihi 30 persen dari tahun ke tahun, menjadikannya nomor satu sebagai pemimpin pasar. Laporan Frost & Sullivan untuk kuartal ke-4 tahun 2006 menunjukkan Cisco berhasil meningkatkan pangsa pasar sebesar 31,2 persen dari kuartal yang sama tahun lalu dan 22,2 persen dari kuartal ke-3 di tahun 2005.

Unified Communications dirancang memanfaatkan kelebihan-kelebihan sistem teleponi berbasis IP serta konvergensi jaringan data dan suara sehingga memiliki kemampuan yang lebih kaya. Solusi ini tidak sekadar menghadirkan komunikasi suara, tetapi juga termasuk di antaranya fitur unified messaging dan menghadirkan mobilitas untuk tetap terhubung. Penelitian lainnya yang dilakukan akhir-akhir ini oleh Radicati Group Inc, memberikan estimasi bahwa unified messaging mampu menghasilkan peningkatan produktivitas 25 hingga 40 menit per hari bagi setiap karyawan.

Karena solusi unified communications Cisco mendukung koneksi nirkabel dan pekerja mobile, maka karyawan tetap dapat terhubung dan produktif di mana pun mereka berada. Kelebihan ini juga memungkinkan karyawan untuk memberikan waktu layanan yang lebih lama bagi pelanggan atau dalam mengelola bisnis.

“Unified Communications merupakan aplikasi dan layanan yang dirancang untuk meningkatkan kualitas komunikasi dalam organisasi masa kini untuk menjaga konektivitas para rekan kerja, memungkinkan kolaborasi yang efektif, dan sekaligus merampingkan proses bisnis,” kata Irfan Setiaputra, Managing Director Cisco Systems Indonesia.

Sebagai Mitra Utama di Indonesia dengan Advanced Unified Communication Specialization, layanan integrasi sistem yang komprehensif dari HP memberikan suatu paduan ketrampilan, kemitraan dan visi ke depan yang unik, menghadirkan unified communication kepada para pelanggannya.

“HP dan Cisco telah bermitra dalam menciptakan paket customer-ready UCC solution yang berpusat pada sistem Cisco Unified Communications, yang sesuai dengan produk dan layanan HP, untuk menghadirkan komunikasi bisnis yang lebih efektif dengan menghilangkan kompleksitas serta mengintegrasikan seluruh aplikasi yang relevan, sehingga memungkinkan para pelanggan, mitra, vendor dan kolega mencapai sumber tepat di saat yang tepat. Dengan demikian para pengguna dapat mengendalikan produktivitas dimanapun, kapanpun, dengan perangkat apapun”, ujar Elisa Lumbantoruan, President Director HP Indonesia


MembAngUn Mimpi TaLenta CerdaS,,

Sejak diciptakannya internet sampai penggunaannya yang semakin marak di kalangan bisnis dan rumahan, dunia bukanlah tempat yang sama lagi. Internet telah berhasil mendobrak semua batasan fisik dunia, termasuk batasan geografis. Bisa jadi, tidaklah berlebihan kalau penemuan ini menjadi pendorong revolusi industri selanjutnya.

Saat mesin uap ditemukan, aktivitas industri semakin meningkat karena peluang lapangan kerja juga turut meningkat. Dengan bantuan mesin, produktivitas para karyawan pabrik mengalami grafik kenaikan seiring dengan bertambahnya kemampuan setiap orang untuk memproduksi barang. Pembangunan jalan dan rel kereta api juga mendukung pemasaran karena semakin mendekatkan dan mempercepat produk-produk sampai ke tangan pelanggan.

Dengan internet, kemampuan produktivitas dan efisiensi kemudian menjadi berlipat ganda. Jika pada Revolusi Industri pertama peluang kerja semakin meningkat, pada Revolusi Internet setiap individu memiliki peluang yang seimbang untuk berkompetisi.

Berkat internet, pengusaha-pengusaha kelas garasi menjelma menjadi miliuner baru. Toko-toko virtual merebak bagai jamur, meraup keuntungan besar lewat efisiensi dengan cara menghilangkan penyimpanan stok barang dan mempersingkat rantai distribusi yang sebelumnya terlalu panjang.

Artinya, petani di belahan dunia mana pun memiliki kesempatan yang sama untuk menjual hasil panennya ke mana dan di mana saja. Industri rumah tangga di pelosok mana pun diberi kemampuan untuk melayani pesanan dari segala penjuru.

Fenomena jejaring sosial seperti MySpace, Friendster, Multiply, YouTube, dan Second Life juga turut menyumbang perubahan budaya. Di dalam dunia nyata terdapat komunitas virtual yang saling terkoneksi, membuat populasi virtual layaknya sebuah negara besar.

Terasa atau tidak, internet telah memutarbalikkan paradigma tradisional penyebaran informasi, berkomunikasi dan berinteraksi. Dunia telah berubah dalam soal gaya hidup, bekerja, belajar, dan menikmati hiburan.

Cisco Systems sebagai penyedia solusi jaringan melihat perubahan besar ini. Jika sebelumnya jaringan internet hanya dilihat sebagai penyambung antarkomputer, kini dengan semakin kuatnya komunitas jejaring sosial, internet memegang peranan besar dalam menghubungkan antarindividu yang berada di belakang mesin-mesin tersebut. Masing-masing individu memegang peranan dalam mengarahkan tren industri yang kami sebut sebagai human network.

Mempersatukan platform

Dilatarbelakangi oleh konsep human network, dengan sifat dasar manusia sebagai makhluk sosial yang berinteraksi, maka inovasi teknologi informasi terus berlanjut. Tujuannya, memungkinkan manusia-manusia yang mengendalikan mesin dengan mudah saling berkomunikasi tanpa merasakan kompleksitas infrastruktur jaringan yang menyambungkan mereka.

Bukankah berkirim pesan lewat e-mail dan push e-mail lewat telepon genggam, komunikasi suara dan video lewat teleponi berbasis Internet Protocol (IP) kini sama mudahnya dengan mengendarai sepeda?

Sekarang mencantumkan alamat e-mail di kartu nama sudah menjadi hal yang jamak dan serasa ada yang kurang kalau alamat e-mail tidak disertakan. Karena e-mail adalah salah satu dari sekian banyak terobosan komunikasi yang diterima oleh dunia.

Peran e-mail menjadi begitu penting karena kecepatannya dalam melakukan komunikasi aktif serta kemampuannya untuk menyertakan dokumen-dokumen pendukung.

E-mail juga memberikan kepastian bahwa komunikasi sampai ke tujuan secara personal. Bandingkan dengan mesin faksimile yang masih ada kemungkinan dokumen yang disampaikan dapat tercecer dan tidak sampai langsung ke tujuan, karena satu mesin digunakan oleh lebih dari satu orang.

Dengan menjamurnya hotspot, para karyawan yang sedang berada di luar lingkungan dapat mengakses jaringan perusahaan lewat jalur aman virtual private network (VPN) sehingga mereka dapat tetap menjawab e-mail di mana pun. Lewat jalur aman ini, tidak perlu lagi ada kekhawatiran mengakses jaringan internal perusahaan lewat jalur internet publik akan mengundang ancaman.

Macetnya lalu lintas kota juga bukan lagi menjadi halangan untuk melakukan komunikasi lewat e-mail. Telepon mobile, apalagi PDA dan smartphone, tidak lagi dipakai untuk sekadar komunikasi suara dan pesan singkat. Ditambah dengan aplikasi push e-mail, dan kemudahan akses internet nirkabel seperti GPRS, e-mail dapat diunduh kapan pun dan di mana pun, sekaligus memberikan kesempatan untuk menjawab pesan-pesan tersebut.

Komunikasi data, suara, dan video ditambah dengan mobilitas dan aplikasi pendukungnya kini diintegrasikan. Sejak integrasi tersebut diwujudkan, tercipta istilah baru, yaitu unified communications dengan visi mempersatukan segala platform komunikasi untuk mendongkrak produktivitas serta efisiensi.

Perangkat teleponi berbasis IP yang semakin banyak menggantikan telepon tradisional di meja-meja kantor, tidak hanya digunakan sekadar untuk menyambungkan suara. Kemampuan perangkat ini menjadi semakin besar.

Begitu banyak aplikasi sebagai pendukung bisnis yang bisa ditanamkan ke dalamnya sehingga pemesanan tiket, melihat pergerakan saham, memunculkan data pelanggan sampai memonitor video surveillance bisa dilakukan lewat sentuhan ringan jari di layar monitor telepon.

Perangkat teleponi berbasis IP bukan satu-satunya perangkat yang mampu menjalankan unified communications. Dengan fleksibilitas IP, perangkat-perangkat yang dapat terkoneksi ke internet saling terjalin untuk dikembangkan fungsinya sehingga dapat melayani penggunanya memenuhi tuntutan bisnis yang semakin meningkat.

Dalam tulisannya di majalah Forbes, John Chambers, Chairman dan Chief Executive Cisco Systems, menyebutkan, revolusi yang didorong internet telah mengubah tingkat kecepatan instan dan kompleksitas kolaborasi komunikasi antarindividu secara global. Inovasi teknologi sudah memungkinkan mereka yang berada di lokasi berbeda dapat berkumpul, bertemu, dan saling memperlihatkan materi presentasi.

Batas imajinasi

Sementara kita membaca tulisan ini, Revolusi Internet terus berjalan. Jumlah perangkat yang dapat terkoneksi internet semakin banyak digunakan, makin banyak pilihan mendapatkan akses, semakin banyak pula individu yang saling berhubungan lewat internet.

Konten digital yang ditempatkan di dunia maya semakin membengkak. Industri rekaman bukannya menurun, melainkan menemukan cara baru untuk untuk menjual lagu-lagunya. Artis amatir tinggal menunggu kontrak komersial dengan memopulerkan lagu ciptaannya ke dunia lewat MySpace.

Peluang yang lebih besar dan kekuatan berkompetisi yang sama membuat ibu-ibu dengan bisnis rumah tangganya berkirim e-mail ke pelanggannya, yang bahkan mungkin belum pernah ditemuinya sama sekali. Membangun mimpi talenta-talenta cerdas untuk menjalankan bisnis, seperti ketika Chad Hurley dan Steve Chen membangun YouTube.

Revolusi yang didorong internet belum berhenti sampai di sini. Hanya imajinasi yang bisa menjadi limit pemanfaatannya. Dan berita baiknya, laju revolusi berada di tangan kita semua: para pengguna internet.

Mempersatukan Produktivitas dan Kenyamanan Multimedia..

Pada awalnya bukan termasuk gadget seperti yang kita pahami dalam pengertian luas boys with toys. Kita tidak akan menemukan perangkat Blackberry yang menggunakan kamera digital seperti pada ponsel yang lebih condong menjadi gadget toys bagi sebagian besar kita.

Produk buatan Research In Motion (RIM) asal Kanada ini adalah produk serius yang dirancang untuk orang-orang bekerja dan meningkatkan produktivitas, baik melalui suara maupun e-mail. Namun, di sisi lain ada fenomena lain yang berkembang yang condong menjadi para pengguna Blackberry menjadikan kecanduan sehingga sering kali dijuluki juga sebagai "Crackberry".

Produk Blackberry yang sekarang beredar di pasaran Indonesia adalah seri 8707v (foto atas) yang didistribusikan di Indonesia melalui operator seluler XL. Bentuknya besar, dengan tombol papan ketik intuitif, tanpa kamera, tetapi memiliki fitur koneksi jaringan 3G.

Bisa dipastikan kalau Blackberry 8707v ini akan lebih menyebabkan kecanduan yang mendalam karena koneksi 3G yang cepat menyebabkan siapa saja yang menggunakan produk buatan RIM ini untuk setiap kali mengeluarkannya dari saku untuk mengakses e-mail. Fitur yang membedakan produk ini dari produk RIM sebelumnya adalah kapasitas memori internal dua kali lebih besar daripada sebelumnya dan bisa menggunakan MP3 sebagai nada dering.

Mutiara hitam

Produk RIM yang paling baru masuk ke pasaran Indonesia dalam jumlah terbatas adalah Blackberry Pearl (foto bawah). Bentuknya jauh lebih futuristik dibandingkan dengan produk Blackberry sebelumnya, setara dengan produk yang sama Blackberry 8800 yang sama-sama dikemas dalam plastik hitam mengilat dengan akses putih metalik di sisi-sisinya.

Tayangan layarnya tajam walaupun berukuran lebih kecil dibandingkan dengan produk Blackberry lainnya. Ketajaman layarnya memang memudahkan kita membaca dan membalas e-mail walaupun penggunaan keyboard dalam format QWERTY dengan dua sisi menjadi kendala tersendiri.

Pasalnya, fungsi QWERTY dalam Blackberry Pearl ini harus menekan bagian kiri dan kanan, yang pertama kali diperkenalkan oleh Sony Ericsson dalam ponsel cerdasnya seri M600. Cara yang paling mudah, dan ini sepertinya sudah dipersiapkan oleh para insinyur RIM, adalah mengaktifkan tekan satu tombol sehingga kita perlu menekan dua kali untuk huruf yang ingin digunakan.

Yang paling menarik dari produk terbaru RIM ini adalah penggunaan trackball yang berada di atas papan ketik, kecil seperti mutiara. Tombol berbentuk bola yang bisa digerakkan ke kiri-kanan dan atas-bawah ini jauh lebih menyenangkan dibandingkan dengan scrollwheel yang digunakan RIM selama ini seperti pada seri 8707v.

Dilengkapi dengan kamera digital, Blackberry Pearl mengukuhkan diri sebagai "boys gadget" yang tidak melulu hanya berorientasi pada produktivitas, tetapi juga menikmati kemajuan teknologi multimedia.

PuSh MaiL

Semakin hari semakin tinggi saja kebutuhan update informasi yang dibutuhkan kaum profesional. Dalam kondisi mobile sekalipun, akses informasi tetap diperlukan untuk mengetahui perkembangan situasi maupun memantau berbagai aktivitas kantor.

Mulanya, SMS adalah salah satu pilihan. Namun, keterbatasan jumlah karakter dalam SMS membuat ketidaknyamanan untuk berbagai informasi panjang. Apalagi jika digabung data dan image. E-mail lalu menjadi medium yang paling tepat saat ini.

Namun, surat elektronik ini lazimnya diakses melalui komputer atau laptop yang terkoneksi dengan jaringan internet. Padahal, perangkat itu tidak selamanya dibawa seorang eksekutif atau profesional. Begitu juga koneksi internet.

Adanya konvergensi, e-mail pun pindah medium dan bisa diakses secara mobile melalui perangkat seluler, baik melalui PDA ataupun smartphone. Konvergensi teknologi informasi dengan telekomunikasi berhasil mengatasinya.

Akses mobile e-mail makin diminati ketika layanan push mail muncul. Berbeda dengan pull mail, push mail jauh lebih mudah diakses, selayaknya SMS. Dilengkapi fitur incoming alert, membuat push mail sangat efisien karena e-mail langsung masuk ke mailbox dan memberi tanda kepada penerima.

Untuk menjawabnya pun semudah mengirim SMS. Tak heran jika karakter push mail dirasa sesuai dan sangat mendukung kebutuhan kaum metropolis yang semakin mobile. Dengan push mail, pengguna tak perlu lagi melakukan browsing dan berkali-kali memeriksa mailbox untuk mengetahui surat masuk, seperti menggunakan pull mail.

Seperti halnya e-mail, push mail juga bekerja dengan basis IP (internet protocol) yang bisa diakses melalui GPRS, sebuah kanal komunikasi data di infrastruktur telekomunikasi seluler.

Beberapa operator telepon seluler telah mengeluarkan produk push mail yang kini bisa diakses menggunakan jaringan 2,5 G/GPRS dan juga 3G. Saat ini diperkirakan ada sekitar 5 persen pelanggan seluler yang sudah menggunakan layanan ini melalui teknologi GPRS.

Ketika 3G mulai beroperasi di Indonesia, push mail pun naik kelas dan masuk ke teknologi 3G. Ada operator yang menjual layanan push mail (baik dengan GPRS maupun 3G) dipaket dengan handset-nya, misalnya Blackberry. Ada pula yang tidak.

Artinya, push mail bisa diakses semua jenis ponsel yang memiliki kemampuan GPRS atau software browser. Pengguna hanya perlu mengatur dan mengaktifkan GPRS sebelum menggunakan mobile mail. Supaya dapat menerima alert, ponsel harus memiliki kemampuan "WAP push". Semua e-mail POP3 dan IMAP didukung oleh fasilitas ini.

Beda sistem

Tampaknya seiring tuntutan globalisasi dan untuk selalu terhubung dengan informasi, tren push mail akan terus meningkat. Kebutuhan pasar pada dan kemudahan push mail ibarat dua magnet yang berhadapan.

Apalagi dengan berkembangnya teknologi 3G, semakin memungkinkan kita mengakses push mail dari mana saja dengan kecepatan tinggi. Walau saat ini luas cakupan 3G belum seluas GPRS, tetapi paling tidak pemakai push mail memiliki pilihan akses. Mengakses e-mail melalui GPRS dengan kecepatan sekitar 50-an Kbps atau dengan 3G yang bisa mendapatkan sampai 300-an Kbps.

Penggunaan push mail memang semudah SMS, tetapi berbeda nilainya. Jika komunikasi data yang dilakukan melalui SMS bertarif Rp 250 untuk sekali kirim maksimal 160 karakter dikombinasi dengan pengiriman image melalui MMS, maka push mail (via GPRS) Rp 10/kb. Dengan kata lain, relatif lebih murah.

Seiring dengan peningkatan pemahaman masyarakat terhadap teknologi informasi, di masa mendatang bisa diprediksikan komunikasi data akan menjadi sebuah kebutuhan masyarakat luas. Tak hanya kaum profesional, tapi juga para pribadi aktif.

Mereka adalah pasar yang butuh kotak surat di tangan atau di sakunya. Apalagi, belakangan ini konvergensi teknologi informasi dan komunikasi semakin mengkristal dan melahirkan berbagai produk yang berbasis IP yang bisa menjawab kebutuhan akan kecepatan, aksesabilitas, serta efisiensi dalam biaya. Maka, bisa diperkirakan pasar push mail pun akan turut berkembang.

Secara teknis, bagi operator untuk memanajemeni SMS dan push mail tentu saja berbeda. Operasional SMS menggunakan sistem signaling yang memiliki banyak proses. Proses ini bebannya terletak di jaringan utama (seperti switching), di mana komunikasi suara dikelola.

Sementara, untuk operasional GPRS digunakan data package. Operasional GPRS ditangani jaringan yang berbeda dengan SMS, sehingga jika terjadi peningkatan trafik dalam penggunakan GPRS, pengaruhnya ada di kanal data.

Dalam operasional operator, untuk akses push mail via GPRS dilayani dengan dua model. Yang pertama dedicated channel, di mana sejumlah kanal di BTS didedikasikan untuk melayani trafik GPRS. Model ini biasanya diterapkan untuk wilayah-wilayah dengan trafik data yang tinggi.

Sedangkan untuk area yang trafik komunikasi datanya rendah, dilayani dengan system on demand. Kanal untuk data tidak dedicated. Akibatnya, bisa saja jika di kanal tersebut sedang penuh oleh trafik suara, maka trafik data tidak bisa dilayani. Pada saat itu, bisa saja pengguna push mail mengalami kegagalan akses data.

Tak ada kanibalisme

Masyarakat Indonesia boleh dibilang cepat dalam menyerap teknologi. Lihat saja ujung barat Indonesia, Aceh. Sejak pemulihan Aceh pascatsunami, banyak LSM asing hadir dan "membawa" berbagai perangkat telekomunikasi canggih yang memacu percepatan pembangunan infrastruktur di sana, salah satunya jaringan backbone internet.

Salah seorang pucuk pimpinan LSM asing pernah terkejut ketika berjumpa dengan salah seorang korban tsunami, yang ternyata ponselnya jauh lebih canggih ketimbang yang dimiliki bos LSM tersebut.

Lain di Aceh, lain pula di Papua. Di wilayah paling timur Indonesia ini, sekalipun infrastruktur dan perangkat telekomunikasinya masih terbatas, masyarakat Papua tergolong antusias mempelajari kemajuan teknologi komunikasi informasi.

Contohnya, di Wamena. Sebuah fasilitas internet (berbasis satelit dan disediakan LSM asing), setiap hari ramai dikunjungi anak-anak sekolah. Padahal, mereka harus menempuh puluhan kilometer untuk sampai ke kios internet itu. Ada yang sekadar belajar mengenal komputer sampai menulis e-mail.

Ke depan, rasanya tidak akan terjadi kanibalisme antara SMS dan push mail karena keduanya memiliki guna dan nilai berbeda. Segmen penggunanya pun beda. Segmen SMS tumbuh seiring meningkatnya penetrasi seluler, sementara pasar push mail tumbuh seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan meningkatnya pemahaman masyarakat akan pentingnya akses informasi secara cepat.

Operator Seluler Bukan Antek Teknologi [pErkembangan E-mail]

Bagi pengguna internet sejati, e-mail sudah hampir tidak bisa dilepaskan lagi dari kegiatan sehari-hari. Fungsinya sudah mendekati fungsi SMS bagi pengguna seluler. Namun, jika bicara tentang internet, kita akan selalu terpaku dengan masalahnya, sulitnya akses.

Bayangkan saja, sebagai pengguna internet, mengapa sulit sekali di negara tercinta kita ini untuk ber-e-mail? Beruntunglah mereka yang tinggal di kota besar atau dekat kampus karena tersedia banyak warnet.

Sama beruntungnya dengan mereka yang mampu membeli komputer dan punya akses internet karena bisa memanfaatkan e-mail secara mandiri tanpa perlu tergantung warnet. Lebih beruntung lagi yang memiliki notebook dan akses internet wireless, yang dapat mengakses e-mail tanpa harus bergantung pada warnet dan PC yang statis.

Dengan segala media yang tersedia tersebut, ternyata secara hitung-hitungan kasar, pengguna e-mail di Indonesia akan susah untuk mencapai penetrasi pasar kendati itu hanya satu persen dari jumlah penduduk Indonesia.

Sangat disayangkan jika e-mail tidak mampu menyebar ke pelosok-pelosok negeri ini. Padahal, jika e-mail bisa tersosialisasi dengan baik dan digunakan secara massal, banyak hal positif yang bisa diperoleh untuk perkembangan ekonomi negara kita.

Bayangkan saja, jika berada di Jakarta dan perlu mengirim sebuah dokumen ke Bandung secepatnya, paling cepat memerlukan waktu sekitar dua jam dan biaya sekitar Rp 100.000 jika kita sendiri yang membawanya. Dengan e-mail, hanya butuh waktu kurang dari satu menit dan biaya kurang dari Rp 2.000! Perumpamaan ini akan lebih menarik lagi bila dokumen itu harus dikirim ke New York, AS.

Konsep massal

Akses mobile e-mail berbasis teknologi seluler menjanjikan terobosan terhadap stagnasi yang terjadi dalam perkembangan e-mail di Indonesia. Dengan mengandalkan saluran telepon tetap dan wireless internet akses berbasis WiFi, e-mail (internet) hanya bisa mencapai tidak lebih dari 10 juta titik sambungan atau sama dengan jumlah pelanggan pada saat ini.

Biaya pembangunan sebuah satuan sambungan telepon tetap sangat tinggi sehingga sulit diharapkan bertambah secara signifikan pada saat seperti sekarang. Pembangunan jaringan wireless juga tidak cukup menggembirakan karena sifat alami frekuensinya yang bebas ternyata juga tercermin dalam governance para pemainnya. Tidak ada iklim kondusif bagi para pemain WiFi di negara ini untuk ekspansi secara besar-besaran.

Teknologi seluler dengan penetrasi pasar yang sudah melebihi 60 juta pelanggan sebetulnya bisa menjadi terobosan menarik untuk secara revolusioner meningkatkan penetrasi penggunaan e-mail di Indonesia. Bayangkan, jika solusinya menarik dan gampang, dalam kondisi paling ekstrem, pengguna e-mail dan internet bisa meningkat menjadi lebih dari 60 juta pelanggan dalam waktu hanya setahun saja.

Para operator seluler mencoba membantu memecahkan permasalahan ini dengan membeli solusi dari luar, seperti Blackberry dan sejenisnya. Apakah solusi ini sukses meningkatkan secara signifikan jumlah pengguna e-mail? Ternyata tidak! Masalahnya, solusi-solusi tersebut tidak pernah didesain dan dibuat dengan konsep produk massal. Juga tak pernah dibuat dengan konsep konvergensi antara "gampang/murah didapat" serta "mudah dipakai".

Bukan antek teknologi

Hingga saat ini, semua solusi e-mail dari dunia seluler Indonesia belum ada yang cocok untuk pasar massal. Mungkin para pemain dunia seluler tengah kehilangan arah dalam pengembangan bisnis mobile data yang menjadi dasar dari solusi e-mail di seluler.

Sepertinya, harapan agar operator pemilik teknologi mampu untuk mengerti kita sebagai pengguna masih jauh dari kenyataan. Apa yang sudah kita lakukan berkali-kali dalam posisi sebagai pengguna sejak bertahun-tahun yang lalu tampaknya sekarang harus dilakukan lagi, yaitu edukasi ke para operator.

Hal pertama yang harus dipahami, teknologi ada untuk mengerti kita sebagai pengguna. Dalam konteks teknologi seluler, operator sebagai agen pembawa teknologi harus mengerjakan PR-nya untuk mengerti kita, mengerti apa kebutuhan pengguna.

Dalam konteks e-mail, yang kita perlukan adalah teknologi e-mail yang harus segampang dan semurah SMS. Produk SMS bisa kita lakukan sama gampangnya, entah dengan menggunakan ponsel PDA yang harganya sampai belasan juta maupun di ponsel sejuta umat yang berharga ratusan ribu rupiah.

Kedua, operator seluler ada untuk melayani kita, para pengguna. Bukan melayani teknologi. Dari sisi kita, para pengguna, tujuan operator yang utama adalah menjadi agen agar teknologi mampu memenuhi kebutuhan kita.

Operator bukan menjadi antek teknologi untuk membuat kita terjebak dan tergantung terhadap teknologi. Lebih penting bagi operator untuk mengerti dulu apa kebutuhan kita dibandingkan dengan fitur apa yang dimiliki teknologi mereka.

Ketiga, segampang apa pun teknologi tersebut, perlu ada yang namanya proses sosialisasi yang benar ke pengguna. Yang kita perlukan sebagai pengguna tidak hanya sosialisasi yang bersifat rayuan-rayuan yang berusaha menjual mimpi dan gaya hidup. Tetapi, juga yang lebih penting adalah sosialisasi bagaimana cara kita menggunakan teknologi ini semudah mungkin, bagaimana kita bisa lebih intim, dan bisa lebih saling mengerti dengan solusi teknologi tersebut.

Benar, setiap operator seluler di Indonesia punya layanan e-mail. Namun, berapa banyak dari kita yang kembali ke komputer untuk mengakses e-mail karena tidak memperoleh informasi yang cukup tentang bagaimana cara setting dan menggunakannya dengan nyaman dan mudah.

E-mail memang bisa menjadi killer application bagi kita, para pengguna seluler. Dan semuanya, tergantung operator untuk membuat hal itu menjadi kenyataan dengan menerapkan tiga hal di atas.

Dev Yusmananda Pengamat seluler; bekerja sebagai general manager di salah satu operator seluler Indonesia dan pernah bekerja di McKinsey & Company di Amsterdam, Belanda

TeknoLogi Kanada.. Kombinasi Produktivitas dan Gaya Hidup

Pada awalnya, perangkat teknologi komunikasi informasi yang dikembangkan ditujukan untuk meningkatkan produktivitas, memperlancar pekerjaan sehari-hari para penggunanya. Namun, pada akhirnya, perkembangan teknologi komunikasi informasi membuktikan produktivitas tidak lagi menjadi satu faktor saja.

Ada faktor lain ikut menentukan yang tidak terkait dengan produktivitas. Tren merupakan inti utama perkembangan teknologi komunikasi informasi. Dalam bahasa anak muda disebut "modis". Kita menyebutnya gaya hidup. Di mana teknologi diterima menjadi sebuah keharusan karena mampu mengartikulasikan gaya hidup kita sebagai orang modern, orang digital.

Ketika Research In Motion (RIM), perusahaan asal Kanada menciptakan perangkat yang disebut sebagai Blackberry, perangkat genggam seperti komputer saku yang disebut Personal Digital Assistant (PDA), pasaran utamanya dan teknologi yang dikembangkan murni pada kemampuan untuk menangani e-mail nirkabel.

Perangkat ini pun digemari oleh orang-orang kantoran yang sebelumnya harus mondar-mandir ke kantor untuk periksa e-mail mereka atau yang merasa kewalahan untuk mencetak ratusan e-mail yang harus dibaca dan ditanggapi secepatnya. Perangkat Blackberry pada awalnya diasosiasikan pada kebutuhan orang yang bekerja, tetapi memiliki mobilitas tinggi.

Perusahaan asal Kanada yang memopulerkan Blackberry di belahan Benua Amerika utara pun mengembangkan sistem operasi sendiri dan aplikasi tambahan lain, seperti daftar alamat, kalendar, dan segala sesuatu yang berkepentingan dengan pekerjaan dan meningkatkan produktivitas.

Sistem Blackberry

Sistem Blackberry, yang awalnya juga dilengkapi dengan sistem pager, dikembangkan dengan cara menyewa server yang terhubung ke sistem Blackberry oleh perusahaan yang ingin menggunakan layanan ini. Bekerja sama dengan operator seluler, Blackberry kemudian menjadi gadget paling populer.

Popularitasnya terus berkembang ke kawasan Eropa yang umumnya didominasi oleh sistem GSM dan sistem operasi Symbian yang terdapat pada ponsel seperti buatan Nokia dan Siemens. Memang muncul persoalan kompabilitas dengan sistem jaringan yang berkembang sehingga sistem Blackberry buatan RIM dianggap masih terlalu mahal.

Namun, bersamaan dengan ledakan pesat sistem jaringan dicampur dengan konverjensi dan mobilitas pengguna teknologi komunikasi informasi, artinya juga pertumbuhan eksponensial lalu lintas e-mail, para insinyur yang menciptakan sistem Blackberry mulai menyediakan perangkat lunak yang memungkinkan untuk mengaju (forward) e-mail pengguna.

Artinya, e-mail pengguna yang masuk dari akun e-mail individu, atau melalui alamat e-mail pengguna di perusahaan, ke sistem jaringan nirkabel pelanggan yang terdaftar menggunakan Blackberry. E-mail keluar (outgoing) langsung menuju alamat yang diinginkan dari perangkat Blacberry, tetapi sebuah salinan juga masuk ke boks e-mail pengguna.

Kombinasi gaya hidup

Dibandingkan dengan komputer genggam PDA yang menggunakan sistem berbasis Windows maupun Palm, sistem Blackberry berfungsi lebih sederhana dan memberikan pilihan aplikasi yang lebih menarik. Apalagi, sistem operasi Blackberry yang sangat kecil, hanya mencapai 4 MB flash memory, dan memasukkan informasinya pun menggunakan papan ketik kecil yang sering disebut sebagai papan jempol (thumb keyboard).

Dalam perkembangannya, RIM menghadirkan berbagai seri Blackberry yang lebih mengikuti tren pasar teknologi komunikasi informasi. Kamera digital dan layar LCD dengan teknologi TFT pun menjadi perlengkapan standar yang tidak ada kaitannya dengan produktivitas, seperti produk terbarunya Blackberry Pearl (foto atas) dan seri 8800 (foto kiri) yang lebih futuristik dengan track ball yang memudahkan navigasi.

Produk terbaru Blackberry ini menunjukkan bahwa gaya hidup dan tren kehidupan digital menjadi faktor penting untuk bisa diterima secara massal. Dan sepertinya, RIM mulai mengerti untuk mengombinasikan produktivitas dan gaya hidup seperti tercermin dalam produk terbarunya tersebut. (rlp)