Dunia maya/internet bukan hanya milik manusia yang normal saja. Saat ini, tunanetra pun tak mau kalah berpartisipasi di dunia maya. Banyak hal yang mereka hasilkan pada dunia maya. Ada yang gemar chatting, blogging, Facebook-an, bahkan menghasilkan karya berupa konten-konten yang bermanfaat bagi orang banyak!
Hemmm, bagaimana caranya ya? Padahal tunanetra tidak bisa melihat? Kita simak yuk bagaimana mereka melakukan semua itu ..
Tidak Cukup hanya dengan Huruf Braille
Apabila kita mengingat kata tunanetra dan menghubungkan dengan informasi, kita pasti terbayang seorang buta yang membaca dan menulis menggunakan Braille. Kita pasti juga membayangkan kalau mereka tidak dapat melakukan kegiatan membaca dan menulis apabila dilakukan secara virtual.
Perlu kita ketahui bahwa huruf Braille adalah huruf timbul yang khusus digunakan untuk para penyandang tunanetra. Huruf ini terdiri dari kumpulan titik-titik yang disusun sedemikian rupa untuk menggantikan huruf biasa. Penulisannya pun menggunakan mesin ketik khusus Braille. Namun untuk penghitungan, penyandang tunanetra biasanya menggunakan sempoa sebagai alat bantu.
Tetapi, seiring berkembangnya zaman dan teknologi, akses tunanetra terhadap informasi tak hanya terbatas pada bahan berformat Braille saja. Saat ini, mereka sudah dapat menerima dan memberi informasi lewat internet, yang merupakan sumber informasi terbesar dan terluas di dunia. Dalam kurun waktu yang singkat, tunanetra sudah mampu menguasai sebagian besar fitur yang ditawarkan internet. Pada tahun 2005, kebanyakan tunanetra hanya memanfaatkan e-mail, messenger, dan browser dalam dunia maya.
Pada tahun 2011 ini, yaitu 6 taun kemudian, ternyata sudah banyak tunanetra yang memanfaatkan internet untuk media hiburan, bahkan tak sedikit tunanetra yang sekarang mempunyai akun twitter dan Facebook. Lalu, bagaimana mereka dapat berinteraksi dengan dunia maya, yang pada dasarnya membutuhkan penglihatan untuk dapat melakukan semua itu?
Pahlawan bagi Tunanetra
Dalam berselancar di dunia maya, para tunanetra menggunakan input yang sama dengan orang normal pada umumnya. Untuk dapat mengakses internet menggunakan perangkat input, tunanetra menggunakan aplikasi pembaca layar (screen reader), yaitu perangkat lunak yang berfungsi mengubah teks atau obyek yang tampil di layar ke dalam bentuk suara.
Jadi, tunanetra mengakses informasi bukan dengan melihat, namun mendengar output suara yang telah diproses oleh screen reader. Contoh paling sederhana, apabila tunanetra mengetik huruf O N L I N E, maka tiap tombol yang ditekan akan menghasilkan suara sesuai dengan huruf yang diakses. Nah, semisal di layar monitor terdapat tulisan O N L I N E, maka apabila diakses menggunakan screen reader akan terdengar bunyi "online" pada speaker komputer.
Salah satu screen reader yang populer digunakan oleh tunanetra adalah JAWS (Job Access With Speech). Aplikasi ini hanya dapat berjalan pada Windows interface saja. JAWS sengaja dibuat untuk penderita tunanetra dan orang-orang yang menderita kelemahan dalam penglihatan (''low vision'') sehingga mereka mudah menggunakan Microsoft Windows secara personal. Dengan alat ini tentunya penderita tunanetra dan penderita lemah daya penglihatan mudah mengakses komputer dan bahkan bisa melepaskan ketergantungan pada orang lain dalam menggunakannya. JAWS dirancang sebaik mungkin dengan mempertimbangkan banyak aspek, maka dari itu penting sekali bagi JAWS merancang alat-alat yang memudahkan bagi penderita tunanetra dan low vision. Aplikasi ini dikendalikan dengan perintah keyboard dan para tunanetra secara tidak langsung harus menghafal letak dari masing-masing huruf yang ada.
Karya Tunanetra di Bidang IT
Berikut ini adalah karya-karya tunanetra dalam bidang IT
- ArisTeg.com
Kiprah Aris sebagai programmer tunanetra dimulai sekitar tahun 2005, di mana ia mulai belajar bahasa pemrograman lewat artikel-artikel berbahasa Inggris yang diunduhnya. Pria yang gemar mengutak-atik perangkat keras ini pun bergabung di berbagai forum dan milis luar negeri guna menimba ilmu lebih dalam.
Aris kemudian membuat sebuah blog yang beralamat di www.aris-tutorial-tutorial.netfirms.com, berisi macam-macam tutorial pemrograman yang dikuasainya, yang ditulis menggunakan bahasa Indonesia. Hal ini tentu saja memudahkan pengunjung yang awam bahasa Inggris untuk mempelajari materi yang sebelumnya juga dipelajari Aris.
Sayang, karena saat itu Aris menggunakan layanan free hosting, sepertinya situs perdananya itu sudah tidak aktif lagi, mungkin digusur oleh si empunya layanan guna memberi tempat buat mereka yang membayar jasa layanan hosting.
Namun, hal itu tak menyurutkan semangat Aris dalam berkarya. Selain aktif sebagai moderator di KARTUNET, kini Aris pun membuka layanan free hosting yang beralamat di www.aristeg.com.
- kartunet.com
Aris Yohanes |
Selain situs pribadi milik penulis, beberapa orang tunanetra di Indonesia yang cukup aktif ber-internet pun mendirikan KARTUNET. Tenang, ini bukan situs film kartun atau kartu telepon, melainkan wadah bagi tunanetra untuk menuangkan karya-karyanya. Karena KARTUNET sendiri merupakan singkatan dari Karya Tunanetra, yang situsnya dapat diakses melalui www.kartunet.com.
Lewat KARTUNET, pengunjung dapat membaca berbagai konten yang dikirimkan oleh tunanetra yang menjadi anggotanya. Ada CERPEN, puisi, bahkan essay yang tak kalah kualitasnya dengan karya penulis-penulis berpenglihatan. Jika ingin berinteraksi dengan anggota KARTUNET, Anda juga dapat bergabung di forum KARTUNET yang juga dimoderatori oleh tunanetra.
Salah seorang pentolan KARTUNET yang bernama lengkap Aris Yohanes ternyata juga menekuni bidang programming! Bayangkan! Tanpa bantuan penglihatan, Aris telah menguasai Visual Basic dan beberapa bahasa pemrograman berbasis teks lainnya.
Eko Ramaditya Adikara |
Yang pertama, tentu saja, adalah laman pribadi milik penulis. Situs yang beralamat di www.ramaditya.com ini sudah online sejak 2003, dan masih aktif hingga sekarang, berdampingan dengan akun Multiply, Facebook, Twitter, dan YouTube, yang juga penulis gunakan sebagai media interaksi di internet.
Lewat situs pribadi dan beberapa akun jejaring sosial di atas, penulis coba berpartisipasi di ranah online dengan menyajikan kisah hidup penulis sebagai jurnalis, pemusik, blogger, dan trainer tunanetra.
Penulis juga bercerita tentang berbagai perjalanan keliling Indonesia yang penulis lakukan, baik via foto atau pun video. Ini tentu saja sebagai wujud cinta penulis terhadap Indonesia, sekaligus menunjukkan bahwa ternyata tunanetra pun bisa menyajikan konten berupa foto dan video, meski banyak terdapat kekurangan di sana-sini. Ramaditya juga aktif menulis dalam blog pribadinya, yaitu http://ramaditya.multiply.com.
Tampilan dari www.ramaditya.com |
Hikmah Terindah
Setelah selesai membaca artikel ini, marilah kita menutup mata sejenak. Bayangkan seandainya penglihatan Anda itu hilang sama sekali, dan Anda tak lagi dapat menggunakannya untuk menatap segala ciptaanNya. Dengan begitu, seharusnya hal itu dapat Anda tuangkan lewat konten-konten lokal yang bermanfaat dan menggugah hati siapa pun yang membacanya.
Contoh-contoh di atas hanyalah sebagian kecil dari tunanetra Indonesia yang telah aktif berinteraksi dan berkarya di internet. Tanpa kita sadari, mereka telah menjadi bagian dari aktivitas online bangsa kita, yang layak mendapat perhatian dan posisi dalam interaksi konten di dunia maya.
Lalu, ingatlah mereka, rekan-rekan tunanetra di Indonesia yang saat ini tengah berusaha dengan gigih dan giat untuk menghasilkan hal yang positif menggunakan internet tanpa dibekali penglihatan seperti Anda.
Maka, setelah Anda membuka mata lagi, diharapkan kesadaran baru akan muncul, yang akan menaikkan semangat dan motivasi Anda untuk lebih rajin dan giat ber-internet, tentunya selain untuk membahagiakan diri sendiri, juga dapat memberikan kontribusi yang positif bagi orang lain.
Teruslah berkarya demi bangsa Indonesia!
Sumber :
http://www.dimasprasetyo.net/teknologi-bagi-tunanetra-304#more-304
http://www.detikinet.com/read/2011/03/11/191518/1590018/398/menyimak-karya-tunanetra-indonesia-di-web
http://id.wikipedia.org/wiki/Tunanetra